akhirnya datang saat itu. bisakah kau bayangkan perasaaanku? bertahun, ya, bertahun kami hanya saling memandang dan bicara hal tak penting, sedang hati kami bergejolak dan mata kami mengedipkan rasa yang terpendam dalam.
keadaan kah yang membuat kami begitu? keadaan pulakah yang membiarkan dia mengikutiku dan tiba-tiba mendaratkan ciuman di pipiku?
kebahagiaan yang membuncah ketika akhirnya semua terungkap bukan dengan kata-kata. lega tak terkira laksana terbebaskan beban yang menghimpit dada. melambungkan dua anak manusia dimabuk asmara…
tahukah kau, La?
ketika hanya percik-percik itu yang ada, ketika belum terlahir semuanya, ketika hanya mata mengisyaratkan dan hati menduga, aku bahagia dengan setiap perhatian kecilnya. dan hanya sedikit demam hati melihat yang lain bersamanya .
tapi kini setelah rasa diungkapkan, aku meminta lebih dari yang pernah kuharapkan. bahkan ketika dia sudah berikan, makin lebih lagi yang aku inginkan.
dan yang menyiksa batinku adalah, kini aku merasa sakit melihat kenyataan yang sudah kutahu sejak awal, bahwa dia adalah milik seseorang…
No comments:
Post a Comment