Wednesday, November 12, 2008

Hening di sepanjang perjalanan....

Kugenggam tanganmu tak ingin kulepaskan. Karena hari telah berlalu begitu cepatnya, dan melewatinya bersamamu membuatnya tak terasa….

Berbulan berharap akan sebuah pertemuan, bersabar dalam penantian. Telah kudapati waktu akhirnya aku bersamamu. Walau hanya sesaat duduk di sampingmu, berbicara tentang hal tak tentu. Menghirup teh yang tak terkecap rasanya oleh lidahku, karena aku lebih menikmati wajahmu..

Menumpahkan rindu yang lama tertahan. Melimpahkan rasa yang tak pernah terungkapkan. Hanya mengalir bersama setiap perkataan, dihayati bersama setiap tatapan, diresapi tanpa sedetik terlewatkan. Oh waktu, masihkah kau berpihak padaku?

“Kenapa waktu begitu cepat berlalu?”, tanyamu.

Karena kita telah begitu lama menunggu. Dan seolah yang kita miliki ini tak akan pernah cukup untuk membayar penantian itu. Karena kita tak tahu bagaimana melewati waktu, hingga dapat tercurahkan semua dendam selama aku jauh darimu…

Taksi telah berhenti di depan terminal 1A. Kau tuntun aku turun dan berjalan di selasarnya.

“Masih ada tiga puluh menit sebelum kau harus check in”, katamu.

Dan aku, seperti juga kau, tak akan membiarkan waktu itu hilang tak berguna. Aku masih ingin bersamamu. Aku belum ingin meninggalkanmu. Aku…. tak pernah ingin meninggalkanmu. Jadi kubiarkan kepalaku rebah di dadamu. Terdiam tanpa kata. Karena kata tak akan bisa mewakili perasaan kita. Kebahagiaan yang telah tereguk beberapa saat lalu. Ketakrelaan hati membiarkannya usai. Kegundahan hati terbayang berbulan penantian lagi…

“Kau harus pergi”, katamu.

Dan aku hanya bisa menatap matamu. Yang menghujam jauh ke dalam lubuk hatiku. Melebihi keindahan semua kata yang ada di dunia. Mengatakan betapa dalam perasaan yang kau punya. Dan tak pernah kau minta aku berkata kau pun telah mengetahuinya, bahwa aku merasakan yang sama.

Kau raih kepalaku, dan kau kecup lembut keningku.

“Terbanglah, sayang. Kau akan bawa sebagian diriku bersamamu”, katamu.

Dan sebagian diriku kutinggalkan bersamamu.

Berlari aku meninggalkanmu, atau aku akan terpaku tak pernah sanggup meninggalkanmu. Melambai kepadamu yang tak henti menatapku hingga pandangan tak lagi sanggup beradu.

Telah kau penuhi hatiku hari ini, akan kusimpan setiap detik kenangan kebersamaan. Menjadi pegangan jika nanti kembali aku dihempas kerinduan. Karena entah kapan, kita bisa lepaskan rindu dendam…

*Bandara Soekarno Hatta, 2 Nopember 2008*

No comments: